Halaman

Tentang Gerai Buku Bekas

Bantul, Yogyakarta, Indonesia
Ini adalah gerai maya buku-buku bekas: ilmu sosial, humaniora, filsafat, dan sastra. Sebagaimana namanya, buku-buku ini memang 'bekas.' Artinya, pernah dipakai atau dibaca sebelumnya. Karena itu tak aneh kalau ditemukan di dalamnya nama dan tanda tangan si pembeli, tanggal pembeliannya, bahkan alamatnya. Yang menarik tentu juga bekas-bekas coretan si pembaca sebelumnya. Itulah istimewa sekaligus tidak istimewanya buku bekas ini. Kami melayani penjualan dan pembelian, baik secara online maupun langsung. Prosedur pemesanan bisa dilihat di bagian lain dari halaman ini. Kami juga siap membeli jika Anda ingin menjual buku bekas, baik secara satuan maupun borongan. SIlahkan kontak ke alamat seperti tercantum dalam kontak kami.

Rabu, 26 Januari 2011

Soe Hok Gie: Catatan Seorang Demonstran

Judul Buku : Catatan Seorang Demonstran
Penulis : Soe Hok Gie
Penerjemah : -
Pengantar : Harsja W Bachtiar
Penerbit : LP3ES, Jakarta, 1987 (cet 4)
Tebal : 494  hlm.
Harga : Rp 40.000,- (TERJUAL)

1 komentar:

Maringan Wahyudianto, SH mengatakan...

[READY 5 BOOKS] CATATAN SEORANG DEMONSTRAN

Penulis : Soe Hok Gie
Penerbit : Pustaka LP3ES
Halaman : xxx+385 hlm (SC)
Ukuran : 15.5 x 23
Harga : Rp 60.000

'Catatan Seorang Demonstran' Sebuah buku tentang pergolakan pemikiran seorang pemuda, Soe Hok Gie. Dengan detail menunjukkan luasnya minat Gie, mulai dari persoalan sosial polotik Indonesia modern, hingga masalah kecil hubungan manusia dengan hewan peliharaan. Gie adalah seorang anak muda yang dengan setia mencatat perbincangan terbuka dengan dirinya sendiri, membawa kita pada berbagai kontradiksi dalam dirinya, dengan kekuatan bahasa yang mirip dengan saat membaca karya sastra Mochtar Lubis.

"Gie", banyak menulis kritik-kritik yang keras di koran-koran, bahkan kadang dengan menyebut nama. Dia pernah mendapat surat kaleng yang memaki-maki dia " Cina yang tidak tahu diri, sebaiknya pulang ke negerimu saja". Ibunya pun sering khawatir karena langkah-langkah "Gie" hanya menambah musuh saja.

"Soe Hok Gie" bukanlah stereotipe tokoh panutan atau pahlawan yang kita kenal di negeri ini. Ia adalah pecinta kalangan yang terkalahkan dan mungkin ia ingin tetap bertahan menjadi pahlawan yang terkalahkan, dan ia mati muda.

Semangat yang pesimis namun indah tercermin dimasa-masa akhir hidup juga terekam dalam catatan hariannya : "Apakah kau masih disini sayangku, bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu."

"aku akan jalan terus membawa kenangan-kenangan dan harapan bersama hidup yang begitu biru"

ask-order-request-buy.
send ur message to our FB or 0821.3382.2284